SEJARAH

499 0

SEJARAH DESA SAGARA

Sekarang sampailah suatu petanyaan yang sangat pelik, yaitu siapa dan dari mana orang pertama yang datang di Desa Sagara ?

Menurut dari hasil pengumpulan data-data dari orang-orang yang dianggap lebih mengetahui atau lebih tua pengalamanya,yang mungkin sedikit mengetahui tentang cerita atau sejarah terjadinya Desa Sagara.

Dalam penyusunan atau penulisan deskripsi sejarah ini penulis pada saat itu hanya menyusun berdasarkan data-data yang bersifat cerita dari mulut ke mulut dan alasan ini berdasarkan pula atas adanya makam (kuburan) dari lima “karuhun” sebanyak lima buah makam yang sampai sekarang masih ada kuburannya.Dengan adanya alasan-alasan tersebut ini dapat diterima,tetapi semuanya dapat dibenarkan karena sejarah ini dulunya tidak merupakan data tertulis.               

Menurut cerita,bahwa orang pertama datang di Desa Sagara yang sekarang adalah sebanyak lima orang dan kelima orang itu Bernama:

  1. ANGGELUNG NACHODA
  2. BUYUT DUKUN
  3. DJASTIAH bin PANTUN
  4. SACAWIDARALAUT
  5. KIYAI SAMSUR KOHOL

Menurut cerita bahwa orang yang kesatu sampai ke empat adalah orang pelaut yang berasal dari pulau jawa,tetapi yang seorang lagi yaitu yang ke lima berasal dari banten.

Kelima orang ini merupakan saudara,dan mereka sudah mempunyai kepercayaan beragama yaitu Agama Islam,tetapi banyak dipengaruhi adat-adat Agama Hindu yang sampai sekarang adat-adat tersebut sukar untuk dihilangkan.

Tahun 1654 M.mereka berlima sudah ada di tempat sekarang bernama Sagara dengan tujuan adalah ingin mengetahui daerah Pulau Jawa sebelah selatan,karena mereka mereka sudah berhari hari mengadakan perjalanan akhirnya mereka berlima istirahat pada suatu tempat.Ketika beristirahat mereka sangat tertarik oleh keadaan Daerah sekitar Sagara yang sekarang,karena banyak air yang jernih dan begitu banyaknya sehingga akan timbul rasa”betah”.

Akibat dari perasaan tersebut mereka berlima mempunyai cita-cita dan setuju serta sepakat akan membuat danau atau Sagara serta mereka berjanji,bahwa dalam pembuatan rencana itu harus selesai dalam waktu satu malam dan harus selesai sebelum terbit fajar matahari.

Maka rencana tersebut mereka  laksanakan dengan giatnya dan tidak mengenal istirahat,takut kalau-kalau tidak selesai pada waktunya.

Dalam ceritanya ketika tinggal beberapa meter lagi kepada kampung,maka keluarlah fajar dan gagalah cita-cita mereka karena tidak tidak sesuai dengan janjinya dan akhirnya tujuan pertama gagal atau buntu serta sampai sekarang ada nama Cibuntu dan batu yang berbentuk perahu sebagai bukti dari rencana yang gagal  itu dan sekarang letaknya ada di sebelah timur Desa Sagara.

Karena cita-cita mereka gagal,maka diberinya nama tempat tersebut adalah Sagara yang wujudnya sekarang ialah Desa Sagara.

Tetapi walaupun cita-citanya gagal,mereka tetap tidak putus asa dan tetap masih tertarik oleh daerah tersebut yang akhirnya timbul cita-cita atau rencana yang kedua yaitu ingin membuat perkampungan dan selanjutnya mereka berlima membagi daerah tetapi masih dalam lingkungan Sagara.Dari hasil pembagian itu di bagi dalam 4 (empat) perkampungan atau bagian yang jaraknya tidak begitu jauh.

Pertama, ANGGELUNG  NAKHODA dan KIYAI SYAMSUR KHOHOL mempunyai menepati di komplek Blok Desa.

Kedua,BUYUT DUKUN  bertempat di sebelah timur Desa Sagara  sekarang,dan dalam ceritanya ia sudah membuat solokan air untuk mangairi pesawahan di sekitar Blok Babakan.

Ketiga,yang bernama SACAWIDARALAUT yang bertempat di sekitar cintapada sekarang,dan dalam kegiatannya ia pernah membuka atau membuat solokan Cikuria dengan tujuan untuk membuka pesawahan di Blok Cintapada.

Menurut cerita dalam pembuatannya dibantu oleh Anggelung Nachoda dan Kiyai Samsur kohol.

Yang keempat yang bernama DJASTIAH bin PANTUN dan bertempat tinggal di sekitar Galasri dan ia membuka perkampungan serta dalam kegiatannya membuka ladang yang ditanami dengan bermacam-macam jenis padi.

Dalam  kegiatannya sangat berasil dan akhirnya kampung itu sangat subur serta dari hasil itu dibagi-bagikan dengan memakai alat kesenian yaitu pantun dengan tujuan supaya orang-orang  terlatih dan ingin menanam padi.Sehingga kampung tersebut di beri nama GALASRI yang berarti padi dan diambil dari tempat pembagian sri(Padi).

Dari keturunan orang-orang pendatang itu yaitu dari keturunan Anggelung Nachoda kurang lebih pada tahun 1734  M diangkat menjadi KUWU yang pertama yang bernama NGABEUI yang memerinta dari tahun 1734-1773 M.

Menurut cerita dalam masa pemerintahannya cukup maju,aman dan sudah mengenal bercocok tanam yaitu padi,jagung dan lain-lain.

Dalam kepercayaanya sudah menganut Agama Islam yang masih dipengaruhi oleh Agama Hindu yaitu dengan adanya bermacam-macam tradisi (adat) yang masih kuat pendukungnya terutama dari golongan tua-tua atau golongan kokolot.

Dari keluarga NGABEUI mempunyai keturunan dan mempunyai tiga orang anak yaitu : 1. DEMANG ARDILAUTAN, 2.SANJAR dan 3. APANG. Adapun yang meneruskan pemerintahan di desa yaitu yang bernama DEMANG ARDILAUTAN.

Dari ketiga orang keturunan inipun sampai sekarang masih ada diantaranya ialah :

  • Dari keturunan DEMANG ARDILAUTAN ialah Drs.SUTISNA yang pernah menjabat Kepala Kantor Departemen Peenerangan Kabupaten di Prop.Irian Jaya
  • Dari keturunan SANJAR iala SAHNO yang pernah menjabat Kepala Desa Sagara (yang sekarang sudah almarhum)
  • Dari keturunan APANG ialah Jendral KUSNOUTOMO di Jakarta.Wallahualam Bissawab Demikianlah riwayat singkat Desa Sagara yang kami susun dengan mengutip daari deskripsi hasil karya dua orang tokoh tersebut diatas dan data lain yang kami peroleh. Adapun dari segala kesalahan dan kekurangannya kami mohon maaf dan itu bukanlah hal yang disengaja.

0 Komentar

PEMERINTAH DESA SAGARA

Majalengka

081367136744

[email protected]

Ikuti Kami

© Pemerintah Desa Sagara. All Rights Reserved. Powered by easydes.id

Design by HTML Codex

Hubungi kami